Aku adalah Aku



Kemari. Lagi-lagi aku harus mengatakan padamu. Bahwa cinta adalah perihal "penerimaan" bukan "pemaksaan'. Aku tak butuh menjadi orang lain untuk mendapatkan simpati, sebesar apapun aku menyukaimu. Aku hanya perlu menjadi diriku sendiri. Melakukan yang terbaik untuk diriku sendiri selaku mahluk ciptaan tuhan. Bertumbuh, berkembang, dan memperbaiki diri bukan untuk siapa-siapa. Melainkan untuk menjalankan amanah-Nya yang telah memberiku nyawa dan waktu untuk aku manfaatkan sebaik-baiknya. Sekuat tenaga yang aku punya.

Jika kau tak suka atas apa yang aku miliki, aku tak peduli. Meski sekuat apapun aku mencintaimu. Sekali lagi, aku tak peduli.
Karena sekeras apapun aku mencoba, jika bukan aku tempatmu kembali bermuara. Maka kau akan pergi juga.

Aku manusia biasa. Kemampuanku terbatas. Keterbatasan yang membuatku sama sekali tak punya hak untuk terlalu memintamu kepada Tuhan.
Hanya Dia yang tahu. Siapa kelak yang akan menjadi teman belajar, teman berpetualang, dan teman diskusi disetiap hari-hariku. Melangkah bersama, bergandengan tangan, saling menyandarkan kelelahan, dan saling berbagi rasa dalam bingkai asmara. Dan Menjadi seseorang yang kelak menerimaku tanpa tapi. Dan seseorang yang akan aku cintai dan aku kagumi sampai mati.

Aku. Adalah aku. bukan dia, dia dan dia.

Debu, Selesai ditulis di serambi masjid Darul Arqam.
03 Agustus 2021
Pukul 19.28 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Periode Kebuntingan Ternak Sapi

Hatiku Telah Mati

MENGHITUNG KAPASITAS TAMPUNG LAHAN DENGAN SATUAN TERNAK (ST) / ANIMAL UNIT (AU)